Akses Jalan Dua Desa Memprihatinkan

sosial187 Dilihat

Akses Jalan Dua Desa Memprihatinkan

MURATARA-MPO, -Miris melihat kondisi akses jalan antar desa Desa Ketapat Bening-Desa Pauh, Kecamata Rawas Ilir Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) sangat memprihatinkan dan bisa dikatakan seperti kubangan kerbau.

Dimana pada saat musim hujan seperti sekarang ini, membuat jalan tersebut licin dan berlumpur. Sehingga membuat kendaraan susah untuk lewat, baik itu kendaraan rodah empat maupun roda dua.

Jalan yang masih alami alias tanah liat hanya bisa dilalui oleh kendaraan yang duobal kardan, sedangkan mobil yang lain tidak bisa. Jika memaksa, maka harus siap untuk menghentinkan perjalanan karena kelumpuran dan harus dibantu oleh mobil lain untuk menarik kendaraan tersebut, supaya bisa melanjutkan perjalanan.

Eko (36) warga Desa Pauh I mengungkapkan pada saat musim jujan jalan antar desa Ketapat Bening-Desa Pauh hancur lebur dan tidak bisa dilalui. Mengingat kondisi jalan yang masih alami dan belum tersentu oleh pembangunan dari pemerintah.

Membuat masyarakat ingin berpergian baik dari Desa Ketapat Air Bening hendak ke Desa Pauh maupun sebaliknya susah karena kondisi jalan yang berlumpur. Membuat kendaraan roda empat dan roda dua susah untuk lewat.

“Jika pada saat musim hujan begini lah kondisi jalan kami yang berlumpur dan seperti kolam ikan. Membuat masyakat susah untuk keluar dari desa,”ungkapnya, kemarin.

Dijelaskannya jalan tersebut merupakan jalan negara, akan tetapi hingga sekarang belum ada tanda-tanda untuk dibangun. Jika ingin memaksa untuk melewati jalan itu harus siap-siap tidur dijalan karena kelumpuran. “Kondisi sekarang hanya mobil tertentu saja yang bisa lewat, yaitu mobil yang memiliki duobal kardan. Sedangkan mobil yang lain tidak bisa lewat,”jelas Eko.

Ia menceritakan banyak sekali warga yang kelumpuran dan bermalam dijalan. Kalaupun bisa lewat dibantu atau ditarik oleh mobil lain yang memiliki duabal kardan, jika tidak maka tidak bisa.

“Jalan itu licin ditambah berlobang dalam, membuat kendaraan tidak bisa lewat dan terkadang kami harus menunggu mebil yang memiliki duabal kardan baru ingin melanjuti perjalanan, supaya mereka bisa menarik jika kelumpuran,”urainya.

Senada Riki (26) salah satu warga yang hendak mudik, menuturkan untung lah dirinya bersama keluarga menggunakan kendaraan duabal kardan dan jika tidak bisa saja lebaran dijalan karena tidak bisa lewat karena kondisi jalan yang berlumpur serta terdapat banyak lobang yang dalam.

“Seingat aku dari dulu hingga sekarang kondisi jalan menuju desanya (Desa Pauh, red) masih aspal alami alias tanah kuning, sehingga pada saat musim hujan seperti kubangan kerbau,”katanya(MPO-Hander)

Komentar